Header Ads

Breaking News
recent

TKW Jadi Tulang Punggung Swasembada Pangan di Timur Tengah

PERMINTAAN Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Timur Tengah terus meningkat setiap tahun. Ternyata kebanyakan dari mereka bukan hanya sebagai PRT tapi juga menjadi tulang punggung pertanian di sana. Para TKW Indonesia menjadi dicari-cari karena selain bisa menjadi PRT juga dapat dipakai keahliannya mengolah kebun dan lahan pertanian keluarga sekaligus memelihara kambing atau unta.

Kebun yang sering diolah adalah perkebunana sawit dan peternakan yang jamak dirangkap oleh TKW adalah peternakan kambing.

Para pekerja negara lain biasanya tidak ingin merangkap kerja seperti ini, sehingga mereka biasanya menduduki posisi yang lebih tinggi tentu dengan gaji yang lebih tinggi pula.

Di Arab Saudi misalnya, banyak juga TKI yang bekerjasama dengan majikannya untuk menjdi peternak kambing. Beberapa perusahaan Haji dan Umrh juga mempunyai lahan-lahan peternakan di Mekkah untu memasokkambing bagi dam atau kurban haji.

Swasembada pangan di Israel juga mempekerjakan orang asing. Tapi bisanya petani yang diimpor ke sana biasanya dari Thailand, Nepal dan Filipina.

Lihat sumbernya di sini:


Yordania Buka Peluang TKI Pertanian

Jakarta, BNP2TKI, Jumat (22/01) Pemerintah Yordania tampaknya semakin memantapkan penanganan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Yordania. Bahkan, mulai 2010 ini negara tersebut membuka peluang masuknya TKI profesional.

“Kalau sejauh ini lebih difokuskan pada TKI sektor Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), maka mulai tahun 2010 ini ditingkatkan pada TKI profesional,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Yordania, Zainulbahar Noor, seusai mengantar Direktur Imigrasi Yordania, Brig. Jen. Khalid al Ma’ani, bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat di kantornya, Jumat (22/01) siang.

Dalam pertemuan dengan Khalid al Ma’ani itu, Jumhur Hidayat didampingi Direktur Promosi BNP2TKI DR Endang Sulistyaningsih, Advisor Rahmat Ismail, Direktur Perlindungan dan Advokasi Kawasan Asia Pasifik Sadono, dan Direktur Kerjasama Luar Negeri Kawasan Asia Pasifik dan Amerika Anjar Prihananto.

Zainulbahar mengatakan, pembahasan soal TKI dengan pemerintah Kerajaan Yordania yang diwakili orang nomor satu di Keimigrasian Yordania kali ini, terbilang selangkah lebih maju dibanding dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Selain membicarakan masalah perlindungan TKI yang bekerja di Yordania, dalam pertemuan dengan para pejabat di lingkungan BNP2TKI ini juga disampaikan pula mengenai rencana Kementerian Bidang Pertanian Yordania dalam membuka peluang untuk TKI.
“Di internal Kementerian Bidang Pertanian Yordania sudah ada pembahasan itu (mengenai rencana merekrut TKI, red.). Tinggal menunggu nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara kedua negara. Insyaallah, pada 2010 ini sudah ada kejelasan,” ungkap Zainulbahar Noor yang kini merangkap Duta Besar RI untuk Palestina.

Dia menambahkan, terkait masalah MoU TKI di bidang pertanian ini, sejatinya dulu sudah pernah dibicarakan antara Kementerian Bidang Pertanian Yordania dan Menteri Pertanian Indonesia. Namun masalah itu sempat tertunda. Karenanya, di dalam pertemuan kali ini masalah MoU itu juga sekaligus dibicarakan. “Kami berharap, dalam waktu dekat sudah kejelasan,” kata Zainulbahar.
Visa on Arrival bagi TKI

Dalam pertemuan Khalid al Ma’ani dengan Kepala BNP2TKI Moh. Jumhur Hidayat yang berlangsung hampir satu jam itu, juga dibicarakan mengenai pemberian visa on arrival bagi TKI. Namun pihak Indonesia berharap, agar pemberian visa on arrival ini tidak menjadikan status TKI sama dengan turis.

Itu sebabnya, terkait visa on arrival bagi TKI diharapkan bisa diselesaikan secara administrasi di Indonesia, sebelum TKI berangkat ke Yordania. Sehingga, ketika TKI sudah bekerja di Yordania, lanjut Zainulbahar tidak akan dimasalahkan lagi, terutama dengan majikannya.

"Dengan visa on arrival ini pula diharapkan, hak-hak TKI berupa gaji dan hak-haknya yang lain tidak terjadi masalah di kemudian hari," harap Dubes RI untuk Yordania itu.

Zainulbahar menambahkan, sejauh ini fokus kebutuhan tenaga kerja di Yordania baru sebatas PLRT. Tetapi sekarang sudah ditingkatkan ke TKI di bidang pertanian dan perkebunan. Karenanya, kata Zainulbahar, pihak Pemerintah Yordania juga terus mengupayakan adanya hubungan bilateral yang lebih intens dengan Pemerintah Indonesia. “Permasalahan-permasalahan yang dihadapi TKI di Yordonia diharapkan dapat diselesaikan dengan baik sesuai hak-haknya,” katanya.

Menanggapi keseriusan Pemerintah Yordania terhadap kebutuhan TKI, Jumhur Hidayat menyambut baik dan sangat berterima kasih. “Yang kami tekankan dalam pertemuan kali ini adalah, bagaimana persoalan yang dihadapi TKI di Yordania bisa ditekan seminimal mungkin,” katanya.

Terkait dengan kelengkapan bagi TKI yang bekerja di luar negeri ini,kata Jumhur, BNP2TKI melakukan tindakan tertib administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. TKI yang hendak bekerja ke luar negeri disyaratkan mengikuti pelatihan, lulus tes kesehatan, memiliki kartu tanda keterangan ke luar negeri (KTKLN), dan dokumen-dokumen lain yang telah ditentukan.


loading...

No comments:

Powered by Blogger.