Header Ads

Breaking News
recent

Tumpang Sari Dan Swasembada

 DALAM posisinya sebagai perusahaan kehutanan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Inhutani II melakukan program tumpangsari bersama petani sekitar perusahaan sehingga tercipta ketahanan pangan khususnya bagi masyarakat setempat.

"Dengan sistem tumpangsari, biaya pemeliharaan awal dapat ditekan karena input yang diberikan kepada tanaman pangan juga dinikmati tanaman pokok," kata Direktur Utama PT Inhutani II Tjipta Purwita, di Jakarta, Rabu (10/10).

Dia menjelaskan manfaat yang dapat diraih sebuah perusahaan kehutanan dalam membantu petani.

Keuntungan kedua, kata dia, tanaman yang diperoleh melalui kegiatan tumpangsari umumnya menunjukkan pertumbuhan lebih baik dari pada yang tidak. "Selain itu, tumpangsari mengurangi kesulitan memperoleh tenaga kerja dalam kegiatan pembangunan hutan tanaman," katanya.

Menurutnya, perusahaan kehutanan yang mempunyai konsesi lahan ratusan ribu hektar tidak perlu ragu dalam berbagi kemakmuran dengan masyarakat setempat melalui program ini. "Sebagai bentuk kepedulian perusahaan bagi peningkatan perekonomian dan ketahanan pangan masyarakat di sekitar areal kerjan" katanya.

Tumpangsari merupakan kegiatan tanaman pangan diantara jalur tanaman pokok kehutanan untuk masa satu sampai dengan tiga kali panen tergantung jenis tanaman pokoknya. "Pembuatan hutan tanaman dengan memadukan penanaman tanaman pangan dan tanaman hutan yang dikerjakan masyarakat setempat sudah dilakukan sejak tahun 1873 oleh Buurman van Vreeden pada hutan jati di Jawa yang kemudian dikenal dengan istilah tumpangsari," katanya.

Selain memberikan manfaat bagi perusahaan tersebut, tumpangsari tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat. "Memberi peluang lahan garapan baru untuk menghasilkan tanaman pangan," katanya. Manfaat berikutnya, kesempatan mendapatkan upah dan insentif dari setiap tahapan pekerjaan, pembuatan dan pemerlihataan tanaman pokok. Selanjutnya, tumpang sari dapat dijakikan sebagai alternatif pekerjaan lain selain pekerjaan yang telah ada.

Realisasi kegiatan tumpangsari pada PT Inhutani II mencakup areal seluas 855 Ha pada tahun 2007, 51 Ha pada 2008, 1.121 pada 2009, nihil pada 2010 karena hujan sepanjang tahun, 1.186 Ha pada 2011 dan 900 Ha pada 2012. Program tumpangini bila diterapkan oleh seluruh perusahaan kehutanan baik itu milik negara maupun swasta akan menjadi solusi ketahanan pangan Indonesia atau bahkan menjadikan Indonesia negara surplus dalam kapasitas produksi pangan.

Dalam penerapannya, PT Inhutani II tidak begitu saja memberatkan petani untuk menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan. Perusahaan ini bahkan memberikan bantuan kepada petani berupa upah persiapan lahan sebesar Rp. 700.000/Ha, bantuan obat-obatan Rp. 115.000/Ha dan bantuan benih Rp. 115.000/Ha, sesuai dengan Surat Direksi No. 955/P/Banghut/2009 tanggal 28 Juli 2009.

Sumber
loading...

No comments:

Powered by Blogger.