Wednesday, April 16 2025

Header Ads

Saudi Kembali Izinkan Perusahaan Ekspor Ayam


ARAB Saudi mencabut larangan ekspor ayam ke luar negeri. Namun, Kemeterian Perdagangan dan Industri setempat menegaskan bahwa perusahaan eksportir harus mengembalikan biaya subsidi unggas yang diberikan oleh pemerintah sebesar 2 riyal per kg.

"Jika peternak unggas ingin mengekspor produk mereka, harus dipatuhi aturan dalam ekspor komoditas yang disubsidi," kata Kementerian tersebut sebagaimana dilansir arabnews.com, Selasa (11/12).

Kementerian juga menjelaskan jumlah subsidi itu sama dengan SR2.000 per ton.

Sebelumnya, pemerintah Saudi melarang ekspor ayam karena kenaikan harga produk daging ayam di pasar lokal. Pihak pemerintah menekankan kebijakan ini diambil untuk memenuhi permintaan lokal untu semua komoditas dan menjamin pasokan dengan harga yang wajar.
Spekulasi harga yang dilakukan pelaku usaha unggas, untuk daging dan telur ayam, di Arab Saudi mengakibatkan kenaikan harga hingga 30-40 persen yang memicu protes massal warga di twitter dan facebook. Harga telur misalnya naik dari SR10 (US$2.5) menjadi SR16 (US$4). Khawatir akan keresahan sosial yang ditimbulkan, pemerintah Saudi melarang ekspor ayam di awal bulan Oktober yang lalu.

Walaupun produksi ayam terus meningkat di Arab Saudi, namun hal itu tidak sebanding dengan meningkatnya permintaan. Tahun 2007, negara ini memproduksi 490.400 MT daging ayam dan hanya mampu memenuhi 51 persen kebutuhan lokal, sisanya 475.000 MT diadakan melalui impor.

Tahun 2011, produksi malah menurun menjadi 420.000 MT dan hanya mampu memenuhi kebutuhan 35 persen dan impor meningkat menjadi 60 persen ke angka 780.000 MT. Tercatat, tahun 2011, Arab Saudi mengimpor ayam dari Brazil sebesar 623.000 MT dan Perancis 149.000 MT serta Amerika Serikat 10.000 MT.

Selain memberikan subsidi, untuk meningkatkan produksi pemerintah memberi kemudahan kepada perusahan peternakan lokal untuk ekspansi. Tiga perusahaan peternakan terbesar Al-Watania Farm, al- Fakieh Farm dan Al Marai Farm dibantu untuk menambah produksi nasional sebesar 510.000 MT dari jumlah sekarang pada tahun 2015.

Krisis daging ayam ini juga meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk membangun cadangan daging ayam nasional. Para pengamat mengatakan cadangan itu minimal dapat menampung sekitar 650.000 MT. Pengadaannya akan dilakukan pemerintah melalui impor dan pihak swasta akan bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas penyimpanan dan ruang pendingin yang dibutuhkan.

Sumber
loading...

Leave a Comment

Powered by Blogger.