Kebangkitan Gerakan Tani Syarikat Islam (Gertasi) Kelola Potensi Pertanian Indonesia
Organisasi sayap Syarikat Islam Indonesia (sumber) |
BERITA PERTANIAN || Gerakan Tani Syarikat Islam (Gertasi) Pusat gencar melakukan konsolidasi di seluruh provinsi. Ditargetkan, pada tahun 2019 ini Gertasi akan segera hadir di 23 provinsi di Indonesia. (baca)
Demikian ditegaskan Ketua DPP Gertasi Dr. Wahid Erawan, SP, MP, kepada media Sabtu (9/2/2019) usai jadi narasumber pada seminar nasional digelar Gertasi Sulawesi Selatan di Makassar.
Dalam relis yang diterima GoSumbar, dijelaskan saat ini Gertasi sudah hadir di lima provinsi yakni, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulsel, Sulbar dan Sulawesi Tenggara.
Kini sedang dipersiapkan pelantikan cabang di Provinsi Bali, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara.
Paling lambat akhir tahun 2019 pengurus Gertasi akan hadir di 23 provinsi di seluruh Indonesia.
Kemudian secara bertahap pada tahun 2020 seluruh provinsi akan berdiri pengurus Gertasi, tegas dosen yang dipekerjakan LLDIKTI di Universitas Garut ini.
Gertasi sudah mulai hadir sejak 1950-an, tetapi karena perjalanan waktu pernah vakum cukup lama.
Organisasi para petani di bawah Syarikat Islam ini kemudian bangkit lagi mulai 2015 dan kini sedang melebarkan sayap organisasi ke seluruh pelosok Indonesia.
Penyebab Gertasi vakum karena soal keterbatasan sumber daya manusia, serta kondisi Syarikat Islam diperhadapkan konflik internal.
Di bawah kepemimpinan Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI), Hamdan Zoelva, dia mampu mempersatukan seluruh elemen SI.
Maka kini organisasi sosial tertua di Indonesia itu kembali bangkit melakukan gerakan dakwah dan ekonomi, tandas doktor ekonomi pertanian PPs-Universitas Padjajaran Bandung ini.
Sosok Ketua DPP Gertasi periode 2018-2023, Wahid Irawan, ini bukan orang baru di SI. Orang tuanya dalam kurun waktu yang panjang pernah menjadi anggota dan tokoh SI di Garut dan sekitarnya.
Wahid lahir di Garut 4 Juni 1966. Menyelesaikan S1 Universitas Islam Nusantara (1993). S2 Universitas Siliwangi Tasikmalaya (2009) serta S3 Universitas Padjajaran Bandung (2015).
Meniti karier selaku dosen dipekerjakan LLDIKTI IV Jabar sejak 2006 di Universitas Tribuana Tunggal Dewi, Malang.
Sejak 2008 sampai hari ini, dosen Fakultas Ilmu Pertanian Universitas Garut. Kini menjadi direktur Pusat Studi ASEAN Universitas Garut.
Pernah jadi sekretaris pribadi Dubes RI di Baghdad, Iraq (2000-2002) dengan dubes kala itu, Dahlan Abd Hamid.
loading...
No comments: